Gerakan Pramuka di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai dengan didirikannya Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung. Sedangkan di tahun yang sama, di Jakarta juga didirkan Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO) oleh Belanda.
Kedua organisasi tersebut menjadi cikal bakal kepanduan di Indonesia yang kemudian melebur menjadi satu dan membentuk satu organisasi bernama Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung pada 1936. Dalam buku Mengenal Gerakan Pramuka (2012) karya Ida Farida, Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia.
Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya. Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka yang meliputi Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega.
Kelompok anggota yang lain, yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Majelis Pembimbing, dan staf kwartir. Sedangkan yang dimaksud "kepramukaan" adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan keluarga yang diselenggarakan dalam kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, dan praktis.
Kegiatan ini dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang bertujuan untuk membentuk watak, akhlak, dan budi pekerti yang baik.
Tujuan kepramukaan
Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia yang merupakan bagian pendidikan nasional, bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai potensi spiritual, sosial, intelektual, dan fisiknya.
Hal yang dicapai dengan tujuan tersebut, yaitu: Membentuk kepribadian dan akhlak mulia kaum muda. Menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan bela negara bagi kaum muda. Meningkatkan keterampilan kaum muda, sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh. Serta menjadi calon pemimpin bangsa yang andal pada masa depan.
Fungsi Pramuka
Kepramukaan memiliki fungsi sebagai berikut: Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda Kegiatan menarik di sini adalah kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Sehingga, permainan harus memiliki tujuan dan aturan permainan. Bukan kegiatan yang hanya bersifat hiburan saja.
Pengabdian bagi orang dewasa Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini memiliki kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasinya.
Alat bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan Pramuka itu sekadar alat saja dan bukan tujuan pendidikannya.
Kedua organisasi tersebut menjadi cikal bakal kepanduan di Indonesia yang kemudian melebur menjadi satu dan membentuk satu organisasi bernama Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung pada 1936. Dalam buku Mengenal Gerakan Pramuka (2012) karya Ida Farida, Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia.
Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya. Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka yang meliputi Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega.
Kelompok anggota yang lain, yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Majelis Pembimbing, dan staf kwartir. Sedangkan yang dimaksud "kepramukaan" adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan keluarga yang diselenggarakan dalam kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, dan praktis.
Kegiatan ini dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang bertujuan untuk membentuk watak, akhlak, dan budi pekerti yang baik.
Tujuan kepramukaan
Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia yang merupakan bagian pendidikan nasional, bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai potensi spiritual, sosial, intelektual, dan fisiknya.
Hal yang dicapai dengan tujuan tersebut, yaitu: Membentuk kepribadian dan akhlak mulia kaum muda. Menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan bela negara bagi kaum muda. Meningkatkan keterampilan kaum muda, sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh. Serta menjadi calon pemimpin bangsa yang andal pada masa depan.
Fungsi Pramuka
Kepramukaan memiliki fungsi sebagai berikut: Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda Kegiatan menarik di sini adalah kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Sehingga, permainan harus memiliki tujuan dan aturan permainan. Bukan kegiatan yang hanya bersifat hiburan saja.
Pengabdian bagi orang dewasa Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini memiliki kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasinya.
Alat bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan Pramuka itu sekadar alat saja dan bukan tujuan pendidikannya.
No comments:
Post a Comment